Susahnya Mencari Pekerjaan

Lima bulan sudah aku menjadi pekerja, setelah hampir 2 tahun berjuang dengan jutaan pengangguran yang ada di Jakarta. Aku kuliah mengambil jurusan Sastra Inggris dengan maksud mungkin dengan masuk Sastra Inggris akan lebih mudah mendapat pekerjaan, ternyata semua anggapan itu salah semua. Sebulan setelah lulus kuliah mencoba mengirim lamaran ke berbagai macam perusahaan. Setelah 4 bulan lulus datanglah panggilan dihotel yang beralamat di Jl. Sudirman hotel berbintang 5 sebagai businnes attendat centre. Datanglah aku ke alamat tersebut. Tes pertama adalah tes tertulis berbahasa inggris, aku yakin bisa menjawabnya. Tes kedua, tes interview, sengaja aku memilih terakhir untuk dipanggil. Sebelum interview dimulai Manger HRD nya mengatakan "sebelum kita mulai interview nya mba keberatan jika berkerja harus melepas jilbab karena kita tamu kita kebanyakan orang asing" Saya menjawab "saya tidak mungkin melepas jilbab pak, tapi bila kebijakan perusahaan begitu saya mundur saja". Pengalaman pertama interview saya yang mengharuskan melepas jilbab demi sebuah pekerjaan. Setelah itu banyak panggilan interview tapi selalu tidak ada kabarnya lagi. Mungkin panggilan tes dan interview yang paling aneh adalah ketika saya di panggil oleh salah satu tv swasta untuk tes. Setelah tes tertulis selesai ada tes interview tapi karena saya memilih sebagai camera person saya akan di interview oleh orang lain pada hari yang lain, tapi untuk memastikan bahwa saya akan dipanggil lagi saya bertanya "saya akan dipanggil lagi kan pak" dan Bapak itu menjawab "iya kan sudah tes tertulis". Tapi apa seminggu, sebulan gak pernah ada kabarnya. Begitulah nasib sarjana SI di Indonesia harus bersaing dengan jutaan pengangguran yang berbekal ijasah S1 lainnya

Comments

Popular Posts