Anda pendengar yang baik atau suka memotong pembicaraan orang!

Apakah anda tipe pendengar yang baik atau tipe yang suka memotong pembicaraan orang? Kalo saya, jujur saya tipe pendengar yang baik, saya dengarkan dulu cerita orang tersebut dan setelah itu saya kasih pendapat saya.

Baru-baru ini saya mengalami kejadian yang membuat saya tersinggung sebagai teman. Senin tanggal 13 September 2010, saya dan 3 teman saya pergi ke Dunia Fantasi karena teman saya si B menang kuis dari salah satu majalah. Berangkat lah kami bertiga ke Dufan. 

Kejadiannya dimulai pada saat kami berempat sedang antri Histeria, kami antri sambil duduk, karena keasikan ngobrol kami tidak tau kalo antrian yang didepan sudah jalan dan ada space kira-kira 5 meter, dan tiba-tiba rombongan mau masuk ke antrian dan saya bangung dong karena saya gak rela sudah antri 1,5 jam tiba-tiba ada yang nyelak gitu aja. Selesai deh persoalan orang yang mau menyelak. Dan teman saya si B itu bertanya "emang awalnya gimana sih" dia gak tau karena sibuk dengan BB nya, nah saya menceritakan kronologisnya dan TIBA-TIBA dia melengos ke belakang *saya benar-benar sedang bercerita* karena rombongan yang mau nyelak tadi ada di belakang dan mau menyelak lagi dan YOU KNOW WHAT setelah dia melengos ke belakang dia langsung melihat BBnya tanpa menghiraukan saya yang sedang cerita...WHAT THE FU** ....rasanya saya pengen noyor kepalanya. Dan saya bilang "Lo yah, orang lagi cerita malah melengos" dan mau tau jawabannya "Lo sih rin ceritanya lama banget" Hello...who do you think you are...It doesnt make sense...FU**...FU**. Saya mengadu keteman saya yang satu lagi.."Si B gw lagi cerita dia melengos dan gak balik lagi ke gw" "Iya gw liat, gw mo ketawa gak enak rin" sumpah saya merasa tersinggung. 

Mungkin bagi dia itu suatu yang biasa tapi bagi saya itu suatu yang tidak sopan. Saya bekerja dengan orang asing yang mengedepankan etika dalam berbicara. Dan pekerjaan saya langsung berhubungan dengan orang.

Memang dia sahabat saya tapi masa iya seorang sahabat melakukan hal seperti itu. Dan memberi alasan yang tidak masuk akal. Bukanya seorang sahabat harus menjadi pendengar dan tidak memotong pembicaraan orang. Pikir saya cukup tau deh saya ternyata sahabat saya begitu. Selama ini dia selalu memotong pembicaraan saya atau teman-teman saya, masih saya tolerir tapi setelah kejadian itu...saya berpikir ulang untuk bercerita lagi.